RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMK N 1 Merangin
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
kompetensimKeahlian : Semua Keahlian
Kelas/Semester : XI/1
Pertemuan Ke : 8 dan 9
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi : 2.4 Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat madya.
II. Kompetensi Dasar : 2.4 Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan, dan
kalimat dalam konteks bekerja.
III. Indikator : 2.4.1 Mengelompokkan kata,
bentuk kata, ungkapan,dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata.
1.4.2
Mendaftar kata-kata yang
berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan.
1.4.3
Mengidentifikasi kata (termasuk
bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya
(diterima/ditolak) berdasarkan paradigma atau analogi .
1.4.4
Mengidentifikasi kata, frasa,
kalimat, atau bentuk kata baru yang perlu dipersoalkan
kebenarannya/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan kaidah atau kelaziman.
IV. Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa diharapkan bisa
mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan,dan kalimat berdasarkan kelas kata
dan makna kata.
2.
Siswa diharapkan bisa Mendaftar
kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan.
3.
Siswa diharapkan bisa
Mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang
dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan paradigma
atau analogi.
4.
Siwa diharapkan bisa
Mengidentifikasi kata, frasa, kalimat, atau bentuk kata baru yang perlu
dipersoalkan kebenarannya/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan kaidah
atau kelaziman.
Karakter siswa yang
diharapkan:
·
Percaya diri
·
Kreatif
·
Aktif
·
Tanggung jawab
·
Tekun
·
Rasa hormat
·
Jujur
·
Berani
V. Materi Ajar
A. Klasifikasi Kata
Berdasarkan Kelas Kata
Dalam sebuah bacaan, terkandung
banyak unsur bahasa yang berkaitan dengan makna kata dan ruang lingkkupnya.
Juga penggunaan gaya bahasa yang berhubungan dengan ungkapan dan bentuk-bentuk
pemakaiannya. Pada bab ini, kita akan membahas dan menelaah unsu-unsur
kebahasaan di dalam bacaan berkaitan dengan kata, bentuk kata, ungkapan, serta
kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata.
Kata merupakan unsur yang sangat
penting dalam membangun suatu kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada kalimat.
Setiap kata mempunyai fungsi dan peran yang berbeda sesuai dengan kelas kata
atau jenis katanya. Secara umum kelas kata terdiri atas lima macam, yaitu:
(1)
Kata kerja (verba)
(2) Kata sifat (adjektif)
(3) Kata keterangan (adverbia)
(4) Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)
(5)
Kata tugas
1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja adalah kata yang
menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai
predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata kerja apabila
memenuhi persyaratan berikut.
(1)
Dapt diikuti oleh gabungan kata
(frasa) dengan + kata sifat.
Contoh:
Pergi
(Pergi dengan gembira)
Tidur
(Tidur dengan nyenyak)
Jalan
(Jalan dengan santai)
(2) Dapat diberi aspek waktu, seperti
akan, sedang, dan telah.
Contoh:
(akan)
mandi
(sedang)
tidur
(telah)
pergi
(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
(tidak)
makan
(tidak)
lihat
(tidak)
pulang
(4) Berawalan me- dan ber-.
Contoh:
Melatih
Melihat
merakit
Berdiskusi
Berpikir
Berusaha
2. Kata Sifat
(Adjektif)
Kata sifat ialah kata yang dipakai
untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang,
binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapat digolongkan ke
dalam kelas kata sifat apabila memenuhi persyaratan sebagai predikat.
(1)
Dapat diawali dengan kata sangat,
paling, dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh:
Indah
(sangat indah/indah sekali)
Baik (sangat
baik/baik sekali)
Tinggi (sangat tinggi/tinggi sekali)
(2) Dapat diberi awalan se- dan ter-.
Contoh:
Luas
(seluas/terluas)
Bodoh
(sebodoh/terbodoh)
Mudah
(semudah/termudah)
Buruk
(seburuk/terburuk)
Baik
(sebaik/terbaik)
(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
Murah
(tidak murah)
Sulit
(tidak sulit)
Pahit (tidak pahit)
3. Kata Keterangan
(Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah
kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Berikut
adalah macam-macam adverbia.
(1)
Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya,
tidak, paling, pernah, pula, saja, paling.
(2) Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.
(a) Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak,
lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling.
(b) Adverbia gabungan, misalnya: belum
boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
(c)
Adverbia yang berasal dari
berbagai kelas, misalnya: terlampau,
agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4. Kata Benda
(Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
4.1 Kata benda
Kata benda ialah kata yang mengacu
pada benda, oarang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan
subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi
persyaratan berikut.
(1)
Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.
Contoh:
Mobil
(mobil yang bagus/mobil yang sangat bagus)
Pemandangan (pemandangan yang indah/pemandangan yang sangat indah)
Pemuda (pemuda yang gagah/pemuda yang sangat gagah/pemuda yang sangat gagah)
(2)
Berimbuan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an,ke-/-an.
Contoh:
Permainan
Pertunjukan
Kesehatan
(3)
Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh:
Saya
(bukan saya)
Roti
(bukan roti)
Gubuk
(bukan gubuk)
4.2
Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti
atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain.
Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina.
Contoh:
Aku sudah mencoba membujuknya.
Kami sangat berharap kepada kalian.
Dia telah meninggalkan kita.
Itu memang miliknya.
4.3 Kata Bilangan (Numeralia)
Kata
bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
orang, binatang, dan benda.
Contoh:
Ibu membeli gelas sedusin.
Ia mendapat peringkat pertama
di kelasnya.
5. Kata Tugas
Kata tugas
dapat dirinci menjadi empat jenis kata, yaitu (1) kata depan, (2) kata sambung,
(3) kata sandang, (4) kata seru, dan (5) partikel.
(1) Kata Depan (Preposisi)
Kata depan
adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Contoh:
di (sebelah) utara = menunjuk arah
ke timur = menunjuk arah
dari pasar = menunjuk tempat
pada hari senin = menunjuk waktu
(2) Kata Sambung
(konjungsi)
Kata sambung adalah kata yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata; frasa dengan
frasa; klausa dengan klausa.
Contoh:
adik dan kakak
makan atau minum
tidak makan, tetapi minum
ia tidak naik kelas karena bodoh
Adi meletakkan
tasnya, lalu ia membuka seragamnya.
(3) Kata Sandang
(Artikula)
Kata sandang adalah kata tugas yang
membatasi makna nomina.
Contoh:
sang guru (sang
bermakna tunggal)
para pemimpin (para bermakna jamak)
si cantik (si
bermakna netral)
(4) Kata Seru
(Interjeksi)
Kata seru adalah tugas yang
digunakan untuk mengungkapkan seruan hati.
Contoh:
Aduh, kakiku sakit sekali.
Astaga, mengapa kamu berani mencuri?
Ayo, jangan putus asa.
“Wah, mahal sekali”,kata adik.
Kata yang dicetak miring adalah kata
seru. Contoh lain kata seru adalah hai,
nah, oh, celaka, gila, Masya Alloh, dan Alhamdulillah.
(5) Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur
yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam
komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan
(berita).
Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan
-pun.
B. Klasifikasi Kata
Berdasarkan Bentuk Kata
Dari segi bentuknya, kata dapat
dibedakan atas empat macam, yaitu:
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
3. Kata Ulang
4. Kata Majemuk
(1) Kata Dasar
Kat dasar adalah kata yang tidak
berimbuhan atau yang belum diberikan awalan, akhiran, sisipan, dan penggabungan
awalan akhiran. Kata-kata seperti buku, gunung, meja, kursi, dan cincin disebut
sebagai kata dasar karena kata-kata itu tidak berimbuhan atau belum diberi
imbuhan. Jika kata-kata itu diberi imbuhan, hasilnya antara lain terbaik,
geratan, pekerja, kesakitan, dan pegunungan. Jika sudah mengalami penambahan
atau pengimbuhan kata tersebut sudah dikategorikan ke dalam kata turunan.
(2) Kata Turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang
sudah mendapat penambahan.
Kata Asal
Verba
|
Pelaku
|
Proses
|
Hari/
Tempat
|
Perbuatan
|
Hasil
|
Buat
|
Pembuat
|
Pembuatan
|
Perbuatan
|
Membuat
|
Buatan
|
Cetak
|
Pencetak
|
Pencetakan
|
Percetakan
|
Mencetak
|
Cetakan
|
Edar
|
Pengedar
|
Pengedaran
|
Pengedaran
|
Mengedar
|
Edaran
|
Potong
|
Pemotong
|
Pemotongan
|
Perpotongan
|
Memotong
|
Potongan
|
Sapu
|
penyapu
|
Penyapuan
|
Persapuan
|
Menyapu
|
Sapuan
|
3. Kata Ulang
Kata ulang adalah
kata yang mengalami proses pengulangan bentuk baik seluruh kata maupun
sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis dengan memakai tanda penghubung (-).
Contoh: lauk-pauk,
anak-anak, berjalan-jalan, gerak-gerik, huru-hara, biri-biri, kupu-kupu,
laba-laba.
Macam-macam kata
ulang
1. Ulangan seluruh
kata dasar
Contoh: anak-anak,
buku-buku, ibu-ibu.
2. Ulangan kata
dengan memberi imbuhan
Contoh:
berjalan-jalan, dibesar-besarkan, berlari-larian, bermanja-manja.
3. Ulangan seluruh
kata, namun terjadi perubahan suara pada kata yang kedua.
Contoh: gerak-gerik,
mondar-mandir, huru-hara, bolak-balik.
4. Ulangan seluruh
kata yang dinamakan kata asal
Misalnya: anai-anai,
kunang-kunang, kupu-kupu, agar-agar.
4. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua
kata atau lebih yang membentuk satu pengertian.
Contoh: duta besar,
kereta api senja utama, meja tulis guru.
C. Klasifikasi Kata
Berdasarkan Makna Kata
Makna kata dapat ditimbulkan
ditimbulkan oleh dua hal, yaitu hubungan referensial dan hubungan antarmakna.
1. Makna Kata
Berdasarkan Hubungan Referensial.
Makna kata ini
dibedakan menjadi:
a.
Makna Denotatif
Makna
denotatif adalah makna yang paling dekat dengan bendanya (makna konseptual),
atau kata yang mengandung arti sebenarnya.
Contoh:
(1)
Bunga mawar itu dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.
(2)
Untuk menafkahi kedua anaknya, ia
menjual sayuran di pasar.
b. Makna Konotatif
Makna
konotatif ialah makna kiasan atau diartikan makna yang cenderung lain dengan
benda nyata (makna kontekstual) disebut juga makna tambahan.
Contoh:
(1)
Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan.
Kursi artinya jabatan/kekuasaan.
(2)
Sekarang ia bekerja di tempat yang
basah.
Basah artinya selalu menghasilkan uang.
c. Makna idiomatik (ungkapan)
Secara
umum ungkapan berarti gabungan kata yang memberi arti khusus atau kata-kata
yang dipakai dengan arti lain dari arti yang sebenarnya.
Ungkapan dapat juga diartikan makna
leksikal yang dibangun dari beberapa kata yang tidak dapat dijelaskan lagi
lewat makna kata-kata pembentuknya.
Contoh:
-
Ringan tangan =
rajin bekerja
-
Gerak langkah =
perbuatan
2.
Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna
Makna kata berdasarkan hubungan
antarmakna terdiri atas sinonim, antonim, dan hiponim.
a.
Sinonim
Sinonim ialah pasangan
kata atau kelompok kata atau kelompok kata yang mempunyai arti mirip atau
hampir sama.
Contoh:
-
Bung Hatta telah wafat. (telah =
sudah)
-
Bung Hatta sangat berjasa. (sangat
= amat)
b.
Antonim
Antonim adalah
kata-kata yang berlawanan maknanya/berlawanan artinya.
Contoh:
-
Sejak sakit batuk, ia pantang
minum es.
Ia harus meminum obat itu sesuai yang
dianjurkan oleh dokter.
c.
Hiponim
Hiponim adalah kata
yang memiliki hubungan hierarkis dengan beberapa kata yang lain.
Contoh:
-
Untuk menyambut tahun baru, Ibu
merangkai elati dan mawar.
Kata melati dan mawar merupakan kata
khusus. Kata umumnya ialah bunga.
VI. Metode
Pembelajaran
1.
Diskusi
2.
Tanya jawab
3.
Penugasan
VII.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
No
|
Aspek
|
Alokasi
Waktu
|
1.
|
Kegiatan Awal
a.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
b.
Guru mengaitkan materi
pembelajaran dengan pengalaman siswa.
|
10 menit
|
2.
|
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a.
Guru mengenalkan kelompok kata,
bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata. Siswa
merencanakan tindak lanjut perintah berdasarkan catatan yang dibuat pada
waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis.
b.
Melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Elaborasi
a.
Siswa dan guru bertanya jawab
tentang kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks
bacaan.
b. Siswa berdiskusi tentang cara mengidentifikasi kata, frasa, kalimat,
atau bentuk kata baru yang perlu dipersoalkan kebenarannya/ketepatannya.
Konfirmasi
Siwa dapat mengidentifikasi
kata, frasa, kalimat, atau bentuk kata baru yang perlu dipersoalkan
kebenarannya/ketepatannya.
|
65 menit
|
3.
|
Kegiatan Penutup
a.
Siswa dan guru melakukan
refleksi.
b.
Guru menugasi siswa untuk
membuat perintah kerja dan membuat surat perintah kerja.
|
5 menit
|
Pertemuan Kedua
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
1.
|
Kegiatan Awal
a.
Berdoa
b.
Guru menjelaskan tentang tata
tertip ulangan harian
|
5 menit
|
2.
|
Kegiatan Inti
a.
Siswa mengerjakan soal ulangan
harian.
b.
Guru mengawasi proses
pelaksanaan ulangan.
|
70 menit
|
3.
|
Kegiatan Penutup
Siswa mengumpulkan hasil ulangan harian
|
5 menit
|
VIII. Sumber
Buku paket Bahasa
Indonesia tingkat Madya semester 1.
IX. Penilaian
A.
Soal-soal
1.
Sebutkan kelas kata kerja berserta
contohnya?
2.
Apa yang dimaksud kata kerja, kata
sifat, kata keterangan atau adverbia, dan kata benda?
3.
Sebutkan kelas kata sifat beserta contohnya?
4.
Sebutkan macam-macam adverbia?
5.
Sebutkan macam-macam kata ulang beserta
contohnya?
6.
Apa yang dimaksud makna denotatif
beri contohnya?
7.
Apa yang dimaksud makna konotatif
beri contohnya?
8.
Apa yang dimaksud makna idiomatik
beri contohnya?
9.
Apa yang dimaksud sinonim beri
contohnya?
10. Apa yang dimaksud antonim beri contohnya?
B.
Kunci Jawaban
1.
Beberapa kelas kata kerja
(1) Dapt diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata sifat.
Contoh:
Pergi
(Pergi dengan gembira)
Tidur
(Tidur dengan nyenyak)
Jalan
(Jalan dengan santai)
(2) Dapat diberi aspek waktu, seperti
akan, sedang, dan telah.
Contoh:
(akan)
mandi
(sedang)
tidur
(telah)
pergi
(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
(tidak)
makan
(tidak)
lihat
(tidak)
pulang
(4) Berawalan me- dan ber-.
Contoh:
Melatih
Melihat
merakit
Berdiskusi
Berpikir
Berusaha
2.
Kata benda ialah kata yang mengacu
pada benda, oarang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan
subjek.
Kata sifat ialah kata yang
dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang,
binatang, benda.
Kata keterangan atau adverbia
adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
Kata kerja adalah kata yang
menyatakan perbuatan atau tindakan.
3. Kelas kata sifat apabila memenuhi persyaratan sebagai predikat.
(1) Dapat diawali dengan kata sangat, paling, dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh:
Indah
(sangat indah/indah sekali)
Baik (sangat
baik/baik sekali)
Tinggi (sangat tinggi/tinggi sekali)
(2) Dapat diberi awalan se- dan ter-.
Contoh:
Luas
(seluas/terluas)
Bodoh
(sebodoh/terbodoh)
Mudah
(semudah/termudah)
Buruk
(seburuk/terburuk)
Baik
(sebaik/terbaik)
(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
Murah
(tidak murah)
Sulit
(tidak sulit)
Pahit
(tidak pahit)
4. macam-macam adverbia.
(a) Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah,
agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, paling.
(b)
Adverbia turunan terbagi atas 3
bentuk berikut.
(c) Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling.
(d)
Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak
mungkin.
(e) Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya,
sebenarnya, secepat-cepatnya.
5. Macam-macam kata ulang
(a) Ulangan seluruh kata dasar
Contoh:
anak-anak, buku-buku, ibu-ibu.
(b) Ulangan kata dengan memberi imbuhan
Contoh:
berjalan-jalan, dibesar-besarkan, berlari-larian, bermanja-manja.
(c)
Ulangan seluruh kata, namun terjadi perubahan suara pada kata yang kedua.
Contoh:
gerak-gerik, mondar-mandir, huru-hara, bolak-balik.
(d)
Ulangan seluruh kata yang dinamakan kata asal
Misalnya:
anai-anai, kunang-kunang, kupu-kupu, agar-agar.
6. Makna Denotatif
Makna
denotatif adalah makna yang paling dekat dengan bendanya (makna konseptual),
atau kata yang mengandung arti sebenarnya.
Contoh:
(a)
Bunga mawar itu dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.
(b)
Untuk menafkahi kedua anaknya, ia
menjual sayuran di pasar.
7. Makna Konotatif
Makna
konotatif ialah makna kiasan atau diartikan makna yang cenderung lain dengan
benda nyata (makna kontekstual) disebut juga makna tambahan.
Contoh:
(a)
Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan.
Kursi artinya jabatan/kekuasaan.
(b)
Sekarang ia bekerja di tempat yang
basah.
Basah artinya selalu menghasilkan uang.
8. Makna idiomatik (ungkapan)
Secara
umum ungkapan berarti gabungan kata yang memberi arti khusus atau kata-kata
yang dipakai dengan arti lain dari arti yang sebenarnya.
Contoh:
-
Ringan tangan =
rajin bekerja
-
Gerak langkah =
perbuatan
9. Sinonim
Sinonim ialah pasangan
kata atau kelompok kata atau kelompok kata yang mempunyai arti mirip atau
hampir sama.
Contoh:
-
Bung Hatta telah wafat. (telah =
sudah)
-
Bung Hatta sangat berjasa. (sangat
= amat)
10. Antonim
Antonim adalah
kata-kata yang berlawanan maknanya/berlawanan artinya.
Contoh:
-
Sejak sakit batuk, ia pantang
minum es.
Ia harus meminum obat itu sesuai yang
dianjurkan oleh dokter.
C. Penilaian
No
|
Kegiatan
|
Skor
|
1.
2.
3.
|
Siswa menjawab pertanyaan
dengan benar dan lengkap.
Siswa menjawab pertanyaan
kurang benar dan tidak lengkap.
Siswa salah menuliskan
jawaban
|
20
10
0
|
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 s.d. 100
|
|
Skor Perolehan
|
|
|
Nilai Akhir
|
=
|
----------------------
|
x
|
Skor Ideal (100)
|
|
|
Skor Maksimal
|
|
|